SOLOPOS.COM - Kiper Dallas FC Maarten Paes bersama Leonel Messi, beberapa waktu lalu. Paes yang sudah berstatus WNI masih menunggu sidang di CAS untuk bisa membela Timnas Indonesia. (Istimewa/IG @maartenpaes)

Solopos.com, SOLO — PSSI membutuhkan proses panjang untuk bisa menggunakan jasa kiper Dallas FC Maarten Paes di Tim Nasional Indonesia.

Maarten Paes saat ini sedang menjalani proses sidang di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) agar bisa membela Merah Putih.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Kans Maarten Paes untuk berseragam Garuda terbuka lebar menilik pada kasus serupa yang terjadi pada Nedim Bajrami, pemain Timnas Albania yang kini berlaga di Euro 2024.

Bajrami yang menjadi pencetak gol tercepat Euro, mempunyai kasus yang sangat mirip dengan Maarten Paes.

Dalam persidangan di CAS, Bajrami memenangi perkara untuk bisa membela negara pilihannya yakni Albania, dibandingkan Swiss yang pernah dibelanya di kelompok umur.

Berikut kisah Nedeim Bajrami seperti dikutip Solopos.com dari berbagai sumber, Selasa (25/6/2024).

Nedim Bajrami yang membela Timnas Albania, beberapa hari lalu menjadi pencetak gol tercepat dalam sejarah Euro.

Dalam laga melawan Italia, Bajrami mencetak gol dalam waktu 23 detik setelah kick off.

Meski akhirnya Albania kalah 1-2, Bajrami mencetak sejarah sebagai pemain yang paling cepat mencetak gol dalam sejarah perhelatan turnamen sepak bola terakbar di Benua Biru.

Sebelum memutuskan berseragam Albania, Bajrami sempat membela Swiss U-21 setelah usianya melebihi 21 tahun sehingga membawa kasusnya ke pengadilan CAS.

Kasus ini sama persis dengan yang terjadi pada Maarten Paes, yang pernah membela Belanda U-21 di usia 22 tahun kala pandemi Covid-19 pada tahun 2021 lalu.

Setelah proses selama 2 bulan di CAS, pada 30 Agustus 2021 Nedim Bajrami berhasil memenangi persidangan sehingga dapat membela Albania di Euro 2024.

Sebelumnya, FIFA pada 27 Mei 2021 memutuskan Bajrami tidak bisa membela Albania karena pernah membela Swiss ketika usianya 21 tahun.

Pada 23 Juni 2021, federasi sepak bola Albania, FAA dan Nedim Bajrami mengajukan banding kepada CAS terhadap keputusan FIFA.

Panel CAS lantas menggelar persidangan pada 24 Agustus 2021 melalui konferensi video.

Hasilnya, Bajrami berhak untuk membela Albania yang merupakan tanah kelahirannya.

Menilik dari kasus ini, peluang Maarten Paes terbuka lebar karena memiliki runtutan peristiwa yang persis.

Seperti diketahui, Maarten Paes yang lahir di Kediri, Jawa Timur sebenarnya telah menyelesaikan perpindahan menjadi WNI pada April lalu.

Kiper klub Amerika Serikat, FC Dallas itu terganjal statuta FIFA Pasal 9 huruf B ayat ketiga tentang perpindahan federasi.

Paes pernah bermain bersama Belanda U-21 tahun 2021 saat usianya 22 tahun.

Hal ini tentu bertentangan dengan statuta FIFA yang memperbolehkan berpindah asosiasi sebelum bermain maksimal di usia 21 tahun.

Akhirnya PSSI membawa permasalahan ini ke pengadilan arbitrase olahraga namun sampai saat ini prosesnya belum juga rampung.

“Untuk Paes memang kami butuh waktu yang cukup panjang. Kami minta doa dari seluruh rakyat Indonesia agar usaha kami berhasil,” kata Erick Thohir seperti dikutip dari laman PSSI.

Melihat proses Bajrami yang selesai dalam dua bulan, PSSI masih punya waktu agar kasus Paes bisa selesai sebelum laga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pada 5 September mendatang.



Sesuai regulasi, nama Paes harus didaftarkan maksimal satu pekan sebelum laga resmi FIFA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya